Slide Show

Woles Song By Tjandika Janji Palsu By Freedone Hip Hop Kau Harus Pergi By Tjandika Feat Gie DMC & Diway Percuma Ganteng Kalo Engga Ngerap (Gue Ganteng) By Tjandika Feat Marga Lingga Cinta 59 By Tjandika

Menu Horizontal

Selasa, 22 Agustus 2017

Apakah Lanjut?

Pernah gak sih ada suatu saat kita punya pikiran kalo "ah sudahlah" "Cukup kali ya?" "Kok jadi ragu ya" "gak kayak gini harusnya!" "Kok gini ya?" "Apakah Lanjut?".

Keraguan itu akan muncul saat kita sedang melakukan sesuatu. Ya, datang ditengah perjalanan saat kita sedang berjuang melakukan sesuatu. Lelah, tidak sesuai harapan, banyak sekali rintangan, mengapa terasa lebih sulit dari yang dibayangkan, dsb. Apakah lanjut?.
Dan gue beberapa waktu lalu (Waktu penjabarannya luas ya) merasakan hal yang sama seperti yang gue ceritain di atas. Lalu apa yang gue lakukan? Apakah Lanjut?
Pertanyaannya adalah, “Seberapa besar niat dan keyakinan gue untuk melakukan hal tersebut?” Baru gue akan bisa menjawab pertanyaan “Apakah Lanjut?”.

Oke kita mulai dari hal yang pertama.
Di Header blog gue, gue tulis disitu kalo kegiatan gue saat ini salah satunya adalah “merintis” “membangun” serta “belajar” mendirikan sebuah perusahaan (Biar keren aja) kecil kecilan bareng temen temen gue. Bergerak di bidang Multimedia Service di Ruko Griya Kampung Utan Residence bilangan Bintaro, Kampung Utan. Tangerang Selatan. Bernama AnakNusantara Digital. Ya sebagian teman gue sudah tau dan pernah dateng juga ke ruko, sebagian lainnya tidak mau tahu. Hehehehe.

And then, Apa masalahnya? Ya akhir akhir ini perusahaaan kecil yang baru gue bangun bareng bareng ini mengalami guncangan yang lumayan besar. Terpaan ombak yang begitu kencang membuat jangkar di perusahaan gue perlahan mulai goyang. Lalu apa yang gue lakukan? Apakah Lanjut? Ya tentu. Gue dan yang lain ngebangun Perusahaan ini dengan pikiran yang “Insyaallah” sudah matang. Untuk menjadi yang lebih baik tentunya. Untuk membantu temen temen di sekitar juga. Dan lain sebagainya yang menjadi alasan gue ngebangun perusahaan ini. Gue yakin betul. Keraguan ini hanya sementara, hanya setan yang lagi bisikin gue “Udah dik, tutup aja toko lu. Kerja aja jadi BABUnya orang lain. Gajinya jelas, pemasukan dan pengeluarannya bisa diatur sedemikian rupa”. Dan karena keyakinan gue udah bulat untuk ngebuat perusahaan ini lebih lebih maju lagi. Dibantu dengan temen temen gue. Gue putuskan untuk “Lanjut”. Ini belum seberapa guys, mari kita cari solusi untuk menghentikan serangan ombak ini.

Selanjutnya yang kedua,
Keraguan muncul lagi karena gue juga menjalani kuliah di salah satu Universitas di Tangerang Selatan. Ya UNPAM. Panjang ceritanya kenapa gue harus milih UNPAM (Selain murah tentunya).
Kita longkap ke, “Kenapa gue ragu? Apakah Lanjut?” Ya keraguan itu muncul lagi beberapa waktu yang lalu (Waktu penjabarannya luas ya) ketika gue mendapatkan nilai D untuk yang pertama kalinya. “Ah bodoh, Gini aja gak becus!” gue ngerasa saat itu, gue sedang banyak sekali pikiran serta urusan (dibanyak banyakin sebenernya sih. Biar keliatan sibuk) dan sempat berfikir untuk berhenti. But, balik lagi. Gue milih kuliah bukan Cuma karena gue punya uang lebih tiap bulannya 300rb dan mending gue foya foyain buat kuliah. Tapi karena banyak faktor alasan yang memutuskan gue untuk kuliah. Ya gue punya niat kuat buat kuliah. Dimanapun. Secepatnya. Jadi. Gue lanjut, dan langsung daftar ulang setelah menghilangkan keraguan itu ke SEMESTER 5 (Yeeeeee Gaberasaaa).

Selanjutnya yang ketiga,
Apakah Lanjut?

Gue rasa untuk kali ini lebih baik kita usai disini (*Sfx "Usai Disini"nya Raisa) jadi untuk selanjutnya gue bakal tulis di lain kesempatan. Atau di lain media juga. Atau tidak gue lanjutkan sama sekali karena emang lebih banyak yang “Tidak mau tahu” Apakah Lanjut?. Tapi ditunggu aja akhir dari semua ini (halah__).

Apakah Lanjut?



Jumat, 19 Mei 2017

Trik dan Tips Bawa Motor Supaya Gak Kena Tilang Versi Dika - #2 (yang telat)



Pertama tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah S.W.T Tuhan yang maha esa, karena berkat nikmatnya, gue bisa melanjutkan tulisan gue ini (yang telat) dan kalian juga bisa baca ini (gak ada yang nungguin juga sih). Tak lupa sholawat serta salam untuk suri tauladan kita Nabi Besar Muhammad S.A.W.

Stop stop stop, bentar lagi dakwah nih gue. Amin.

Kembali ke topik. Trik dan Tips Bawa Motor Supaya Gak Kena Tilang Versi Dika.

Di tulisan sebelumnya, kalau kalian pernah baca dan peduli (setau gue sih gak ada yang peduli juga) gue pernah nulis tips tips kalau kalian bawa motor dan gak mau kena tilang. Sebenernya tipsnya kemarin kalian juga pasti tau. Lantas pertanyaannya, gimana kalo gak punya surat surat?

1. Keep calm and don't panic.

Pertama, penting banget nih. Dalam kalian membawa kendaraan. Jangan panik, tetap tenang. Di depan ada razia? tetap tenang. Di depan ada polisi tidur? jangan panik. Bangunin. Suruh kerja, enak banget tidur makan gaji buta #loh. Pokok'e Woles broo.

2. Mengulur Lampu Merah.

Kedua, tips ini 99,9% gue lakuin terus waktu gue gak punya SIM dan plat nomor motor yang gue bawa waktu itu udah mati. Kalo di depan kalian liat lampu merah, turunin kecepatannya sampe lampu itu akan hijau. Pointnya adalah "PoNakal" itu tidak akan menilang kalian disaat lampu lalu lintasnya sudah hijau, kebanyakan yang gue tau saat lampu merah kita sedang menunggu (bukan menunggu ketidakpastian) disaat itu lah tiba tiba "CILUK BAAAA", "Bisa perlihatkan surat - suratnya?" nahloh.

3. Berhenti di pinggir dulu saat waktu lampu hijau akan habis.

Ketiga, Jangan pernah ada di barisan depan lampu merah kalo kalian tau kalian gak bawa surat lengkap. Takut kena jebakan CILUK BAA. Tipsnya adalah, berhenti dulu di pinggir jalan yang menurut kalian aman, di daerah Jakarta Pusat, gue sering menemukan banyak pengendara yang melakukan hal seperti ini. So, Lakukanlah.

4. Puter Balik.

Ke empat, 2 cara terakhir di atas adalah trik ketika di lampu merah, lantas gimana kalo si "PoNakal" itu ada di jalan? (Tabrak aja brooo) eh jangaaan. Kita cari aman aja, puter balik. Trus gimana kalo gak ada puteran balik? Cari warung kopi, ngopi dulu bentaran sampai suasananya tenang kembali.

5. Ajak ngopi polisinya.

Kalo udah coba pakai 4 cara di atas dan kalian masih di berhentiin dan akan ditilang. Coba ajak "ngopi" dulu polisinya. di starbuck atau mentok mentok di chatime lah. Pokoknya kopi kopi yang harga mall gitu. Kalo gak sempet ke mall gimana? Yaudah kasih aja sih ampas kopinya. Selipin 20rb di STNK. wkwkwkwkwkwkwk.

So? 

Semua cara di atas adalah untuk menghindari Polisi Nakal ya, kalo yang kalian hadepin adalah Polisi bener, yang patuh aturan, taat beribadah, dan hormat kepada kedua orang tua. Semua cara di atas tidak akan berlaku sama sekali!

BUT.

Biar bagaimanapun, kelengkapan surat dan keamanan berkendara di kita sendiri lah yang harus diperhatikan di awal (mangkanya kenapa tips gue yang pertama isinya begitu).

Untuk yang mau baca tips yang pertama : http://tjandikaputra.blogspot.co.id/2015/12/trik-dan-tips-bawa-motor-supaya-gak.html

Dan sekali lagi gue minta maaf atas terbitnya tips ini yang suangat suangat lama dari waktu yang gue janjikan. Bahannya sudah ada di laptop, waktu untuk merapihkannya yang belum ada. So? Saso Saso mulu. Udahan Ah.

Thanks

Andika Putra 

Selasa, 11 April 2017

Hai Aku - Ajari Aku


Cerita ini berawal ketika Aku sedang sendiri,
Meratapi kisah kisah hidup yang telah Aku lewati.
Sendiri, ditemani oleh masa laluKu,
Disemangati oleh masa depanKu.

Hai Aku, Apa kabar? Senang akhirnya Kau membaca ini lagi.
Dari Aku masa lalumu, tak terasa kini sudah siang hari.
Kopi yang Ku buat pagi tadi pun belum habis.
Kunikmati tiap tegukannya, pahit, dengan sedikit rasa manis.

Hai aku, di kesendirianku kini aku membutuhkanMu.
Untuk mengajariku banyak hal agar Aku lebih banyak tau.
Aku tak pandai ini tak pandai itu, maka ajari aku.
Aku tak mampu ini tak mampu itu, maka ajari aku.

Jika tidak denganMU, kepada siapa aku mengadu?
Saat aku merasa tidak mampu, saat aku merasa tak tahu.
Tidak, sungguh tak ada sedikit rasa untuk malas mencari tahu,
Tapi Aku butuh Kamu. Untuk belajar agar Aku mampu.

Maka Ajari Aku.

Dari aku, masa lalumu.

Senin, 16 Januari 2017

Bukan Penistaan Al - Qur'an. Lalu Penistaan?

Jadi inget beberapa waktu sempat ramai soal "Penistaan Al Qur'an". Gue gak mau ngebahas soal Penistaan Alqur'annya, tapi ngebahas soal.

"Kalo sekarang ada yg namanya Penisaan Alqur'an, kenapa gak ada yang namanya "PENISTAAN LAMPU JAUH atau PENISTAAN KLAKSON kendaraan?"."

Penistaan menurut gue, adalah suatu "kesalah pahaman, atau penafsiran" terhadap suatu hal, yang menyebabkan terjadinya hal buruk untuk masyarat banyak. Dalam hal ini lampu jauh dan klakson (bukan om telolet om ya).

*Lampu Jauh*


Sadar gak sih lampu jauh digunain untuk apa? "untuk melihat yang jauh jauh dik". Ya masasiiih. kita bahas sedikit Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 22/2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.pada pasal 58, juga secara tegas dinyatakan bahwa "Setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan dilarang memasang perlengkapan yang dapat mengganggu keselamatan berlalu lintas."

Sebenernya, lampu jauh menurut gue tidak mengganggu keselamatan berlalu lintas “Jika digunakan dengan bijak” Karena Sejatinya betul ungkapan lampu jauh untuk melihat yang jauh, namun “Lampu jauh dilarang digunakan di jalan-jalan yang padat lalu-lintasnya atau jika ada pengandara lain dari arah yang berlawanan. Karena sinar terang pada lampu jauh dapat menyebabkan pengendara di depan terganggu penglihatannya karena silau.” Begitu kata orang orang.

Jadi maksud gueee (Gak ada maksud apa-apa sih sebenernya) ya mbok jangan di mainin itu lampu jauhnya, tau gue tauuu lampu lu bagus, warnanya putih terang bersinar seperti karirku yang akan bersinar terang. Tapi maksud dari nyalain kedap kedip trus bikin silau pengendara yang didepannya maksudnya apa coba? Bikin kecelakaan aja.

*Klakson*


Sama seperti statement diatas, Klakson pun harus digunakan dengan bijak oleh si pengendara kendaraan bermotor. Kalian ngerasa jengah gak sih, di kota yang katanya metropolitan ini, suara klakson ada dimanapun dan kapanpun, pernah gak sih sehariii aja gak denger suara klakson di jalan jalan besar kota Jakarta? NORAK tau gak menurut gue orang yang mainin klaksonnya, apalagi pas macet lampu merah. Kita bahas ya.

Gue yakin dari 99% pengendara bermotor semuanya tau tentang kalo lampu merah berhenti dan kalo lampu hijau jalan, gue gamau ngebahas soal lampu merah tapi udah jalan, yang gue mau bahas adalah ketika lampu sudah hijau “KITA PASTI JALAN”, wong lampu merah aja masih banyak yang udah jalan (ngelanggar) gausahlah berisik di bunyiin tuh klakson, tau gue klakson lu kenceng, klakson baru, bunyinya telolet telolet. Tapi gausah norak sih, berisik tau.

Trus kalo ada ibu ibu jalan pelan di sebelah kiri atau ada nenek nenek dan kakek kakek yang lagi jalan di sebelah kiri tapi pelan, ya gausah di klakson sih, sama suka jengah juga ada orang nyebrang, bukannya berhenti malah di klaksonin. Norak menurut gue. Berisik. Sama bodohnya adalah ketika ada orang lagi jalan di trotoar, dan jalanan lagi macet. Trus ada pengendara motor yang lewat trotoar, malah klaksonin orang jalan trus marah marah. Jelas jelas dia yang salah lewat trotoar, kan trotoar untuk pejalan kaki, bukan kendaraan bermotor.

Trus di gang, di gang kecil kampung gak usahlah pake klakson, punya mulut kan buat bilang “PERMISI”. Kedengeran kok kalo diomongin pelanpun. Norak malah kalo pake klakson. Berisik.

Gaperlu kan gue ngebanding bandingin dengan beberapa kota yang ada di Indonesia?
Di Jawa Tengah dan Jawa Timur tata karma dalam mengendaranya menurut gue lebih baik. Kalian boleh cek sendiri gimana tertibnya pengendara selain PLAT B.

Gue pribadi bukan berarti seorang yang bener dalam membawa kendaraan bermotor, bukan seseorang yang patuh peraturan 100% juga. Tapi setidaknya gue tidak melakukan “Penistaan terhadap Lampu Jauh” dan “Penistaan terhadap Klakson”. Itu hal norak menurut gue.

Kurang lebihnya mohon maaf,
Andika Putra

Kamis, 06 Oktober 2016

Hai Aku - dari dan untuk Aku.

Hai Aku, Selamat pagi kuucapkan dengan kopi hangat yang baru ku hidangkan.
Untuk masa lalu dan masa depan, Dari masa lalu dan masa depan.
Hai Aku, Untukmu aku dedikasikan sebuah karya tulis sederhana.
Sebagai tanda asa, bahwa aku pernah ada dalam masa masa yang tak biasa.

Hai Aku, ingatkah kamu pernah mengalami kesulitan yang berat di masa lalu?
Dengan senyum manismu, kau lewati semua itu tanda ada rasa ragu.
Hai Aku, Berjanjilah kepadaku, saat nanti Kau mengalami kesulitan lagi,
Katakanlah “Ini Belum Seberapa..” pada masa depan nanti.

Hai Aku,Ingatlah kau punya mama, punya papa, kiki, cinta juga nanda.
Ingat senyum mereka, tawa mereka, sedih mereka, tangis mereka.
Semua kalian lewati bersama. Setiap suka dan duka.
Dalam kecewa maupun bahagia.

Hai aku, jika tidak denganmu.
Kepada siapa aku mengeluh? Kepada siapa aku mengadu?
Kepada siapa aku bertumpu.
Kala jiwa dan hatiku luluh.

Hai aku, kini aku sendiri. Nanti kamu sendiri.
Kuatlah, tegarlah, ingat mimpimu di masa nanti..
Tidak !.. Kau tak pantas tuk mengeluh,
Terlalu lemah jika kau begitu.

Dari Aku.

Masa Lalumu.

Selasa, 24 Mei 2016

Antara Aku, Kau, dan Tukang Parkir di Kampusmu..Oh iya, "Dia" juga.

Beberapa waktu lalu ( yang namanya waktu penjabarannya luas yah :D ) gue sempat berdiskusi dengan salah seorang "ehem" teman, gaya banget berdiskusi ngebahasnya. Kita ngebahas soal hukum di Islam jika seseorang teman dan seorang lainnya bermusuhan, mulai dari seburuk buruknya laki - laki adalah yang menyimpan dendam dengan temannya, sampai ngomongin orang di belakang itu gimana.

dimulai dari pernyataan "Kamu gaboleh loh musuhan sama dia lebih dari 3 hari, ya seenggaknya mulai dari hubungan kerja dan hubungan bermasyarakat jadi kurang baik juga kan. seiyanya ada lah hati kecil kamu maafin dia. baikan lagi sama dia".

ya kurang lebih seperti itu sampai akhir singkat-nya kita atau tepatnya gue berasumsi bahwa.

"Oke kalau misalkan aku dan dia tidak boleh bermusuhan lebih dari 3 hari, maka aku akan anggap dia gak ada. Jadinya aku gak dosa juga bukan? sama seperti hubungan Aku dan Tukang Parkir di kampusmu, GAK KENAL. Aku gaperlu negur dia, dia juga gaperlu negur aku, aku gak akan ganggu pekerjaan dia, juga dia gak akan pernah berhak ganggu pekerjaan aku. dan semua yang akan kita lakukan hanya sebatas hubungan manusia yang sewajarnya dilakukan kepada orang yang tidak kenal. sama sekali. Karna, untuk memaafkannya, atas apa yang semua dia lakukan ke aku. aku gabisa. Ya bagi aku ini yang terbaik. untuk aku."

Entah kelanjutannya bagaimana, intinya diskusi serius kita sampai disitu, sampai kita sendiripun gak tau asumsi yang gue katakan tadi benar dimata orang banyak atau memang ke-egoisan gue sendiri.

seperti malam malam yang biasanya, kita ngablu lagi.
mulai dari "kok kamu tau tauan tukang parkir di kampus aku? pernah kesana? gedung kampus aku warna apa? musholanya dimana? panjat tebingnya sebelah mana? dari dalam kampus atau dari luar kampus?"

dan, gue pun juga ngablu soal tukang parkir. 
"biar bagaimanapun, tukang parkir itu baik loh. mau menjaga apa yang kita titipkan dengan baik. Bahkan ada beberapa tukang parkir yang memberikan jasa memuaskan kepada pelanggannya, mulai dari jasa cuci kendaraan, di parkirin, sampai jasa titip barang bawaan pun ada. tapi biar bagaimanapun, yang namanya tukang parkir akan tetap menjadi penjaga. dan pengguna jasa parkir pun akan hanya sementara akan menitipkan barangnya (dalam hal ini kendaraan) lalu pergi lagi".

Gue pun juga jadi ingat, beberapa waktu lalu ( yang namanya waktu penjabarannya luas yah :D ), gue mempercayakan hati gue kepada seorang penjaga hati (tukang parkir hati #eaa) berhubung hati ini juga sempat tersakiti oleh kehidupan, mulut mulut kasar para pembenci sampai tindak sikap yang gak enak. Gue pun memarkirkan sementara hati gue kepadanya. Awalnya, gue gapernah berencana hanya untuk memarkirkan saja, gue berambisi dapat memiliki parkiran tersebut, mengelolanya dengan hati yang damai. tapi mungkin. dia hanya penerima jasa, yang gak akan pernah bisa gue miliki. karna akan ada banyak hati lagi yang akan menggunakan jasanya. gue pun mengakui, jasa dan pelayanan yang diberikannya sangat memuaskan. sampai benar benar hati ini terobati oleh luka luka sebelumnya, sampai akhirnya hati ini sembuh dengan perasaan sakit. dia mempersilahkan gue untuk pergi. Kembali pulang ke hati sebelumnya atau mencari hati yang baru.

Kita sadar, karna antara aku dan si "tukang parkir" itu hanya antara pengguna dan penyedia jasa, tak mungkin bisa menjadi pengembang bersama. gue yakin apa yang gue lakukan untuk dia gak salah, dan gue percaya apa yang dia lakukan untuk gue pun gak salah. Kita punya jalan masing-masing, kita punya cerita masing-masing yang kita pun sadar, jalan cerita kita gak akan pernah bisa untuk di satukan.

Mungkin diluar sana dia sudah bahagia di tinggal oleh pengguna jasa seperti gue yang hanya memanfaatkan jasanya tanpa mampu membalas apapun kepadanya.
dan disini pun gue juga bahagia, sendiri. mencari tempat tinggal baru, atau berfikir untuk kembali. karna dirumah yang sama, masih ada rasa yang sama, dan seseorang yang sama yang menunggu hati ini kembali. Di waktu yang tepat.


Gue nulis apaaaaa di atas? ah ngablu!
_________________________________________________________________________
Bukan coret coret, disuruh nulis di buku tulisan gue emang jelek. Tapi jangan salah nilai tentang ketikan gue, ketikan gue juga jelek. Nih di atas buktinya :D

Kamis, 18 Februari 2016

Pak Pol oh Pol, (Coretan tentang hukum, penegak hukum dan orang yang harus dihukum)

Ternyata masih banyak ya oknum polisi yang gak jujur,sekarang kita kalo mau bicara soal kebenaran, Sang Penegak Kebenarannya aja "GAK BENER". Gimana yang dibenerinnya mau bener..


Ini cerita gue,
Hari ini, 18 Februari 2016.
Gue berangkat ke salah satu percetakan di jakarta. Gue berangkat lebih awal dari biasanya karna hari ini gue mau mampir ke Klinik WDH untuk beberapa urusan. Motor yang biasa gue pakai dipinjam adik gue untuk sekolah, dan akhirnya gue makai motor bokap yang pajaknya mati, PADAHAL. kalo gue mau sabar beberapa menit saja, adik gue sudah pulang dari sekolahnya.. ini benar benar memberikan gue pelajaran untuk bersabar.

Seperti biasa penilangan, polisi tersebut menyebutkan selamat siang (tanpa assalamualaikum)
Dan meminta gue memperlihatkan SIM dan STNK gue,gue melakukan apa yang polisi tersebut minta.
Selepas dari itu semua, dan singkat cerita gue ketilang di Sepolwan Pasar Jumat yang saat siang itu sedang melakukan Operasi Massal Penertiban Lalu Lintas.
Banyak sekali polisi yang bertugas disana menilang setiap pengendara yang lewat, dan termasuk gue.

Berikut daftar kesalahan gue :


1. Tidak menyalakan lampu utama pada siang hari (Pasal 107 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) ).


2. Pajak Mati 2 Tahun (Pasal 74 ayat (2) UU LLAJ jo Pasal 1 angka 17 Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor).

Dan setelah semua penjelasan itu dijelaskan kepada gue, polisi itu menawarkan “Mau saya bantu disini atau di pengadilan yang bias kena 100.000 lebih?”.

Dasar orang gabisa jujur. Gue langsung ditawarin untuk nyogok di tempat.
Berhubung gue lagi sibuk sibuknya ( halah ) dan males pula ke pengadilan gue pun mengiyakan permintaan sang polisi nakal tersebut yang tidak bisa gue sebutkan namanya.

Gue : “tapi saya gapunya banyak uang pak”
Pol : “adanya berapa?”
Gue : “20rb ya pak?”
Pol : “tambahin dikit lagi deh”
Gue : “yaudah 30rb pak”
Pol : “yaudah sini”
Gue : “Tapi kembali ya pak, untuk bensin sisanya” dengan menunjukkan uang 50rb gue yang tinggal selembar selembarnya :( .
Dan polisi itu mengiyakan dengan mengambil uang 50rb dan memberikan kembalian 10rb’an 2 lembar. Mengembalikan SIM gue yang sempat ditahan dan membiarkan gue jalan.

Gilak ! gue di tilang di JAKARTA udah kayak beli kacang, TANPA HUKUM dan BISA KEMBALI.

Gilak..

Salut sama penegak hukum di Indonesia deh.
Gue percaya kok masih banyak oknum polisi yang jujur dengan tidak membiarkan KKN di tempat
Semoga yang kayak begini tidak untuk di tiru dan kelamaan akan menghilang, amiin..

Andika Putra