Slide Show

Woles Song By Tjandika Janji Palsu By Freedone Hip Hop Kau Harus Pergi By Tjandika Feat Gie DMC & Diway Percuma Ganteng Kalo Engga Ngerap (Gue Ganteng) By Tjandika Feat Marga Lingga Cinta 59 By Tjandika

Menu Horizontal

Kamis, 06 Oktober 2016

Hai Aku - dari dan untuk Aku.

Hai Aku, Selamat pagi kuucapkan dengan kopi hangat yang baru ku hidangkan.
Untuk masa lalu dan masa depan, Dari masa lalu dan masa depan.
Hai Aku, Untukmu aku dedikasikan sebuah karya tulis sederhana.
Sebagai tanda asa, bahwa aku pernah ada dalam masa masa yang tak biasa.

Hai Aku, ingatkah kamu pernah mengalami kesulitan yang berat di masa lalu?
Dengan senyum manismu, kau lewati semua itu tanda ada rasa ragu.
Hai Aku, Berjanjilah kepadaku, saat nanti Kau mengalami kesulitan lagi,
Katakanlah “Ini Belum Seberapa..” pada masa depan nanti.

Hai Aku,Ingatlah kau punya mama, punya papa, kiki, cinta juga nanda.
Ingat senyum mereka, tawa mereka, sedih mereka, tangis mereka.
Semua kalian lewati bersama. Setiap suka dan duka.
Dalam kecewa maupun bahagia.

Hai aku, jika tidak denganmu.
Kepada siapa aku mengeluh? Kepada siapa aku mengadu?
Kepada siapa aku bertumpu.
Kala jiwa dan hatiku luluh.

Hai aku, kini aku sendiri. Nanti kamu sendiri.
Kuatlah, tegarlah, ingat mimpimu di masa nanti..
Tidak !.. Kau tak pantas tuk mengeluh,
Terlalu lemah jika kau begitu.

Dari Aku.

Masa Lalumu.

Selasa, 24 Mei 2016

Antara Aku, Kau, dan Tukang Parkir di Kampusmu..Oh iya, "Dia" juga.

Beberapa waktu lalu ( yang namanya waktu penjabarannya luas yah :D ) gue sempat berdiskusi dengan salah seorang "ehem" teman, gaya banget berdiskusi ngebahasnya. Kita ngebahas soal hukum di Islam jika seseorang teman dan seorang lainnya bermusuhan, mulai dari seburuk buruknya laki - laki adalah yang menyimpan dendam dengan temannya, sampai ngomongin orang di belakang itu gimana.

dimulai dari pernyataan "Kamu gaboleh loh musuhan sama dia lebih dari 3 hari, ya seenggaknya mulai dari hubungan kerja dan hubungan bermasyarakat jadi kurang baik juga kan. seiyanya ada lah hati kecil kamu maafin dia. baikan lagi sama dia".

ya kurang lebih seperti itu sampai akhir singkat-nya kita atau tepatnya gue berasumsi bahwa.

"Oke kalau misalkan aku dan dia tidak boleh bermusuhan lebih dari 3 hari, maka aku akan anggap dia gak ada. Jadinya aku gak dosa juga bukan? sama seperti hubungan Aku dan Tukang Parkir di kampusmu, GAK KENAL. Aku gaperlu negur dia, dia juga gaperlu negur aku, aku gak akan ganggu pekerjaan dia, juga dia gak akan pernah berhak ganggu pekerjaan aku. dan semua yang akan kita lakukan hanya sebatas hubungan manusia yang sewajarnya dilakukan kepada orang yang tidak kenal. sama sekali. Karna, untuk memaafkannya, atas apa yang semua dia lakukan ke aku. aku gabisa. Ya bagi aku ini yang terbaik. untuk aku."

Entah kelanjutannya bagaimana, intinya diskusi serius kita sampai disitu, sampai kita sendiripun gak tau asumsi yang gue katakan tadi benar dimata orang banyak atau memang ke-egoisan gue sendiri.

seperti malam malam yang biasanya, kita ngablu lagi.
mulai dari "kok kamu tau tauan tukang parkir di kampus aku? pernah kesana? gedung kampus aku warna apa? musholanya dimana? panjat tebingnya sebelah mana? dari dalam kampus atau dari luar kampus?"

dan, gue pun juga ngablu soal tukang parkir. 
"biar bagaimanapun, tukang parkir itu baik loh. mau menjaga apa yang kita titipkan dengan baik. Bahkan ada beberapa tukang parkir yang memberikan jasa memuaskan kepada pelanggannya, mulai dari jasa cuci kendaraan, di parkirin, sampai jasa titip barang bawaan pun ada. tapi biar bagaimanapun, yang namanya tukang parkir akan tetap menjadi penjaga. dan pengguna jasa parkir pun akan hanya sementara akan menitipkan barangnya (dalam hal ini kendaraan) lalu pergi lagi".

Gue pun juga jadi ingat, beberapa waktu lalu ( yang namanya waktu penjabarannya luas yah :D ), gue mempercayakan hati gue kepada seorang penjaga hati (tukang parkir hati #eaa) berhubung hati ini juga sempat tersakiti oleh kehidupan, mulut mulut kasar para pembenci sampai tindak sikap yang gak enak. Gue pun memarkirkan sementara hati gue kepadanya. Awalnya, gue gapernah berencana hanya untuk memarkirkan saja, gue berambisi dapat memiliki parkiran tersebut, mengelolanya dengan hati yang damai. tapi mungkin. dia hanya penerima jasa, yang gak akan pernah bisa gue miliki. karna akan ada banyak hati lagi yang akan menggunakan jasanya. gue pun mengakui, jasa dan pelayanan yang diberikannya sangat memuaskan. sampai benar benar hati ini terobati oleh luka luka sebelumnya, sampai akhirnya hati ini sembuh dengan perasaan sakit. dia mempersilahkan gue untuk pergi. Kembali pulang ke hati sebelumnya atau mencari hati yang baru.

Kita sadar, karna antara aku dan si "tukang parkir" itu hanya antara pengguna dan penyedia jasa, tak mungkin bisa menjadi pengembang bersama. gue yakin apa yang gue lakukan untuk dia gak salah, dan gue percaya apa yang dia lakukan untuk gue pun gak salah. Kita punya jalan masing-masing, kita punya cerita masing-masing yang kita pun sadar, jalan cerita kita gak akan pernah bisa untuk di satukan.

Mungkin diluar sana dia sudah bahagia di tinggal oleh pengguna jasa seperti gue yang hanya memanfaatkan jasanya tanpa mampu membalas apapun kepadanya.
dan disini pun gue juga bahagia, sendiri. mencari tempat tinggal baru, atau berfikir untuk kembali. karna dirumah yang sama, masih ada rasa yang sama, dan seseorang yang sama yang menunggu hati ini kembali. Di waktu yang tepat.


Gue nulis apaaaaa di atas? ah ngablu!
_________________________________________________________________________
Bukan coret coret, disuruh nulis di buku tulisan gue emang jelek. Tapi jangan salah nilai tentang ketikan gue, ketikan gue juga jelek. Nih di atas buktinya :D

Kamis, 18 Februari 2016

Pak Pol oh Pol, (Coretan tentang hukum, penegak hukum dan orang yang harus dihukum)

Ternyata masih banyak ya oknum polisi yang gak jujur,sekarang kita kalo mau bicara soal kebenaran, Sang Penegak Kebenarannya aja "GAK BENER". Gimana yang dibenerinnya mau bener..


Ini cerita gue,
Hari ini, 18 Februari 2016.
Gue berangkat ke salah satu percetakan di jakarta. Gue berangkat lebih awal dari biasanya karna hari ini gue mau mampir ke Klinik WDH untuk beberapa urusan. Motor yang biasa gue pakai dipinjam adik gue untuk sekolah, dan akhirnya gue makai motor bokap yang pajaknya mati, PADAHAL. kalo gue mau sabar beberapa menit saja, adik gue sudah pulang dari sekolahnya.. ini benar benar memberikan gue pelajaran untuk bersabar.

Seperti biasa penilangan, polisi tersebut menyebutkan selamat siang (tanpa assalamualaikum)
Dan meminta gue memperlihatkan SIM dan STNK gue,gue melakukan apa yang polisi tersebut minta.
Selepas dari itu semua, dan singkat cerita gue ketilang di Sepolwan Pasar Jumat yang saat siang itu sedang melakukan Operasi Massal Penertiban Lalu Lintas.
Banyak sekali polisi yang bertugas disana menilang setiap pengendara yang lewat, dan termasuk gue.

Berikut daftar kesalahan gue :


1. Tidak menyalakan lampu utama pada siang hari (Pasal 107 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (“UU LLAJ”) ).


2. Pajak Mati 2 Tahun (Pasal 74 ayat (2) UU LLAJ jo Pasal 1 angka 17 Peraturan Kapolri No. 5 Tahun 2012 tentang Registrasi dan Identifikasi Kendaraan Bermotor).

Dan setelah semua penjelasan itu dijelaskan kepada gue, polisi itu menawarkan “Mau saya bantu disini atau di pengadilan yang bias kena 100.000 lebih?”.

Dasar orang gabisa jujur. Gue langsung ditawarin untuk nyogok di tempat.
Berhubung gue lagi sibuk sibuknya ( halah ) dan males pula ke pengadilan gue pun mengiyakan permintaan sang polisi nakal tersebut yang tidak bisa gue sebutkan namanya.

Gue : “tapi saya gapunya banyak uang pak”
Pol : “adanya berapa?”
Gue : “20rb ya pak?”
Pol : “tambahin dikit lagi deh”
Gue : “yaudah 30rb pak”
Pol : “yaudah sini”
Gue : “Tapi kembali ya pak, untuk bensin sisanya” dengan menunjukkan uang 50rb gue yang tinggal selembar selembarnya :( .
Dan polisi itu mengiyakan dengan mengambil uang 50rb dan memberikan kembalian 10rb’an 2 lembar. Mengembalikan SIM gue yang sempat ditahan dan membiarkan gue jalan.

Gilak ! gue di tilang di JAKARTA udah kayak beli kacang, TANPA HUKUM dan BISA KEMBALI.

Gilak..

Salut sama penegak hukum di Indonesia deh.
Gue percaya kok masih banyak oknum polisi yang jujur dengan tidak membiarkan KKN di tempat
Semoga yang kayak begini tidak untuk di tiru dan kelamaan akan menghilang, amiin..

Andika Putra